Antara Intelektual dan Pengabdian

Pada 12 Maret 2016 saya mengikuti upacara yang belum pernah saya ikuti sebelumnya. Upacara ini merupakan sebuah pelantikan seorang mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya di sebuah perguruan tinggi atau yang lebih kita kenal dengan wisuda. Pada saat wisuda diikuti 778 wisudawan yang terdiri dari mahasiswa Program Doktor sebanyak 5 orang, Magister 74 orang dan Sarjana 699 orang.

Seorang Mahasiswa diharuskan membuat Tugas Akhir untuk memenuhi kelulusan dalam studinya. Dengan standart 8 semester yang ia jalani selama kuliah dan sebuat tugas akhir kuliah atau yang lebih kita kenal dengan Skripsi. Mahasiswa wajib membuat sebuah skripsi jika ia ingin lulus dan menyandang gelar sarjana.

Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan salah satu visi perguruan tinggi di Indonesia yang harus dapat dicapai. Dalam hal ini bukan hanya mahasiswa yang mempunyai tanggung jawab. Akan tetapi juga tanggung jawab pendidik.

Berbagai pemikiran dan pengalaman dari berbagai realita yang ada telah merasuki diri ini dan tercerna. Termasuk ketika mendengar lagu dari iwan fals berjudul "Sarjana Muda". lagu tersebut merupakan sindiran keras bagi mahasiswa-mahasiswa yang kuliah diperguruan tinggi hanya untuk mendapatkan ijazah dan setelahnya bekerja.

Memang sebuah ironi di Negeri ini. Ilmu yang seharusnya didapatkan dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat dan manusia pada umumnya, tidak bisa teraktualisasi dengan baik. Ini dibuktikan dengan banyaknya mahasiswa yang telah lulus kuliah dan menyandang gelar sarjana tidak bisa mengamalkan ilmunya ke dalam lingkungannya.

"Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat atau berguna pada manusia lainnya", itu merupakan salah satu slogan yang terpambang ketika saya pertama kali masuk ke dalam kampus IAIN Sunan Ampel (UIN Sunan Ampel Surabaya sekarang). (To Be Continued)