1. PENGERTIAN DIABETES MELLITUS
Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara
genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya
toleransi karbohidrat (Price & Wilson, 2005)
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan kategori
yang ditandai oleh kenaikan keadaan glukosa dalam darah atau hiperglikemia
(Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2002)
Diabetes Mellitus adalah suatu kelainan metabolisme
kronik yang terjadi karena berbagai penyebab, ditandai dengan konsentrasi
glukosa darah melebihi normal, disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang diakibatkan oleh kelainan sekresi hormon
insulin, kelainan kerja insulin atau kedua-duanya (Depkes RI, 2005)
Diabetes Mellitus merupakan suatu kumpulan problema
anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana didapat
defisiensi insulin yang absolut atau relatif gangguan fungsi insulin (WHO,
2005)
Seseorang dikatakan diabetes sesuai kriteria berdasarkan
Standards of Medical Care in Diabetes 2010 sbb: - A1c > 6,5 %, - Gula Darah
Puasa FPG > 126 mg/dL (7 mmol/L), puasa didefinisikan tidak adanya ambilan
kalori sedikitnya selama 8 jam, - 2 jam glukosa plasma > 200 mg/dL (11,1
mmol/L) selama OGTT dengan asupan glukosa sebanding dengan 75 glukosa anhydrous
yang dilarutkan, - Pasien dengan keluhan klasik hiperglikemia atau krisis
hiperglikemia dengan glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/L).
Pilar utama pengelolaan Diabetes Mellitus meliputi:
a.
Edukasi
atau Penyuluhan,
b.
Terapi
Gizi Medis atau Pengaturan makan/diet,
c.
Latihan
Jasmani, dan
d.
Intervensi
Farmakologi atau obat yang bersifat hipoglikemik
Adapun yang akan dibahas adalah Terapi Gizi Medis atau
Pengaturan makan/diet pada penderita Diabetes Mellitus.
2. PENGERTIAN DAN PRINSIP DIET PADA PENDERITA DIABETES
MELLITUS
Diet diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan
bagi penderita diabetes mellitus berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal
pemberian makanan (Sulistyowati, Lilis, 2011)
Prinsip diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan
mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme
pengaturan gula darah. Menjadi diabetisi sering segera dikaitkan dengan tidak
boleh makan gula. Memang benar gula menaikkan gula darah namun perlu diketahui
bahwa semua makanan juga menaikkan gula darah.
Pengaturan makan (diet) merupakan komponen utama
keberhasilan pengelolaan Diabetes Mellitus, akan tetapi mempunyai kendala yang
sangat besar yaitu kepatuhan seseorang untuk menjalaninya. Prinsip pengaturan
makan pada penderita diabetes hampir sama dengan anjuran makan untuk orang
sehat masyarakat umum, yaitu makanan yang beragam bergizi dan berimbang atau
lebih dikenal dengan gizi seimbang maksudnya adalah sesuai dengan kebutuhan
kalori dan zat gizi masing-masing individu. Hal yang sangat penting ditekankan
adalah pola makan yang disiplin dalam hal Jadwal makan, Jenis dan Jumlah
makanan atau terkenal dengan istilah 3 J. Pengaturan porsi makanan sedemikian
rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari.
3. TUJUAN DAN SYARAT DIET
Tujuan utama yang diharapkan dari pengaturan diet ini
adalah untuk membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk
mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik.
Sedangkan tujuan khusus yang diharapkan dari
pengaturan diet pada penderita diabetes mellitus ini adalah:
a. Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati
normal dengan keseimbangan asupan makanan dengan insulin (endogen atau
eksogen) atau obat hipoglikemik oral dan tingkat aktifitas.
b. Mencapai kadar serum lipid yang optimal.
c. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai
atau mempertahankan berat badan yang memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan
dan perkembangan yang normal pada anak dan remaja, untuk meningkatkan kebutuhan
metabolik selama kehamilan dan laktasi penyembuhan dari penyakit katabolik.
Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan yang dianggap dapat dicapai
dan dipertahankan baik jangka pendek maupun jangka panjang oleh orang dengan
diabetes itu sendiri maupun oleh petugas kesehatan.
d. Menghindari dan menangani komplikasi akut
orang dengan diabetes yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia,
penyakit-penyakit jangka pendek, masalah yang berhubungan dengan kelainan
jasmani dan komplikasi kronik diabetes seperti : penyakit ginjal, neuropati
automik, hipertensi dan penyakit jantung.
e. Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan
melalui gizi yang optimal.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka
diet yang diberikan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Jumlah energi diberikan sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan umur, jenis kelamin, tinggi badan, aktivitas fisik,
proses pertumbuhan, dan kelainan metabolik.
b. Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan
kesanggupan tubuh untuk menggunakannya, yaitu berkisar 60 – 70% dari total
konsumsi. Makanan/minuman yang mengandung gula dibatasi, dan digunakan jenis
karbohidrat kompleks/makanan yang berserat.
c. Protein berkisar 12 – 20%, dan digunakan
protein yang bernilai biologi tinggi (nilai cernanya tinggi).
d. Lemak berkisar antara 20 – 25%, dan lemak
jenuh serta kolestrol tidak dikonsumsi.
e. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan
kebutuhannya.
Makanan-makanan yang dianjurkan untuk
dikonsumsi oleh penderita Diabetes Mellitus adalah:
a. Sumber Karbohidrat kompleks
Seperti beras/nasi, kentang, singkong,
terigu, tapioka, gula, hunkue, makaroni, mie, bihun, roti, dan biskuit.
b. Protein Hewani
Ayam tanpa kulit, daging tanpa lemak, ikan,
dan telur maksimal 2x/minggu.
c. Sayuran
Semua sayuran dianjurkan terutama yang
berserat tinggi atau berwarna hijau seperti bayam, kangkung, daun singkong,
dll.
d. Buah
Semua buah dianjurkan terutama yang berserat
tinggi menurut jumlah yang sudah ditentukan.
Makanan-makanan yang tidak dianjurkan untuk
dikonsumsi oleh penderita Diabetes Mellitus adalah:
a. Makanan dan minuman yang mengandung gula
murni seperti gula pasir/gula merah, susu kental manis, dodol, cake, selai,
sirup, kue tart, jelly, dll.
b. Makanan yang digoreng dan menggunakan santan
kental (mengandung lemak jenuh).
c. Makanan yang mengandung banyak garam seperti
ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan seperti saus, kecap, abon, sarden
kaleng, buah kalengan, dll.
4. PENGATURAN DIET PADA DIABETISI SECARA UMUM
Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa
sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari. Penurunan berat badan ringan
atau sedang (5-10 kg) sudah terbukti dapat meningkatkan kontrol diabetes,
walaupun berat badan idaman tidak dicapai. Penurunan berat badan dapat
diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan asupan energi yang moderat dan
peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu
250-500 kkal lebih rendah dari asupan rata-rata sehari.
Komposisi makanan yang
dianjurkan meliputi:
1)
Karbohidrat
Rekomendasi ADA tahun 1994 lebih memfokuskan
pada jumlah total karbohidrat daripada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa
lebih liberal. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik yang
lebih rendah dari pada sebagian besar tepung-tepungan. Walaupun berbagai
tepung-tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya
lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi daripada sumber
karbohidrat.
Anjuran konsumsi karbohidrat untuk diabetesi
di Indonesia:
a. 45-65% total asupan energi.
b. Pembatasan karbohidrat tidak dianjurkan <
130 g/hari.
c. Makanan harus mengandung lebih banyak
karbohidrat terutama berserat tinggi.
d. Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% sehari (
3-4 sdm).
e. Makan 3 kali sehari untuk mendistribusikan
asupan karbohidrat dalam sehari.
Penggunaan pemanis alternatif pada diabetesi,
aman digunakan asal tidak melebihi batas aman (Accepted Dialy Intake).
a. Fruktosa < 50 gr/hr, jika berlebih
menyebabkan diare
b. Sorbitol < 30 gr, jika berlebih
menyebabkan kembung, diare
c. Manitol < 20 gr/hr
d. Aspartam 0 mg/ kg BB?hr
e. Sakarin 1 gr/hr
f. Acesulfame K 15 mg/kg BB/hr
g. Siklamat 11 mg/kg BB/hr
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan
sukrosa sebagai bagian dari perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa
darah pada individu dengan diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa dari makanan
harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan tidak hanya
dengan menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam melakukan subtitusi ini kandungan
zat gizi dari makanan-makanan manis yang pekat dan kandugan zat gizi lain dari
makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan, seperti
lemak yang sering ada bersama sukrosa dalam makanan.
Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil daripada
sukrosa dan kebanyakan karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini
fruktosa dapat memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes.
Namun pengaruhnya dalam jumlah besar (20% energi) potensial merugikan
pada kolesterol dan LDL. Penderita disiplemia hendaknya menghindari
mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar, namun tidak ada alasan untuk
menghindari makanan seperti buah-buahan dan sayuran yang mengandung fruktosa
alami maupun konsumsi sejumlah sedang makanan yang mengandung pemanis fruktosa.
Sorbitol, manitol, dan xylitol adalah gula
alkohol biasa mengandung 7 kalori/gram menghasilkan respon glikemik lebih
rendah daripada sukrosa dan karbohidrat lain. Penggunaan pemanis tersebut
secara berlebihan dapat mempunyai pengaruh laksatif. Sakarin, aspartame
adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai pemanis pada semua
penderita DM.
2) Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 gr/1000 kalori/ hari dengan mengutamakan serat larut air.
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 gr/1000 kalori/ hari dengan mengutamakan serat larut air.
3)
Protein
Menurut konsensus pengelolaan diabetes di
Indonesia tahun 2006 kebutuhan protein untuk diabetisi 15%-20% energi. Perlu
penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg berat badan perhari atau 10% dari
kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65% hendaknya
bernilai biologic tinggi.
Sumber protein yang baik adalah ikan,
seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak,
kacang-kacangan dan tahu-tempe.
4)
Total
lemak
Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25%
energi. lemak jenuh < 7% kebutuhan energi dan lemak tidak jenuh ganda <10
300="" asupan="" dari="" dibatasi=""
energi="" hendaknya="" jenuh=""
kebutuhan="" kolesterol="" lebih=""
lemak="" makanan="" mg="" perhari.=""
sedangkan="" selebihnya="" span=""
tidak="" tunggal.="">
Apabila peningkatan LDL merupakan masalah
utama, dapat diikuti anjuran diet disiplin diet dislipidemia. Tujuan utama
pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol adalah untuk menurunkan risiko
penyakit kardiovaskular.
5) Garam
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt) garam dapur, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium perhari atau sama dengan 6 gr/hari garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin dan soda.
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt) garam dapur, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium perhari atau sama dengan 6 gr/hari garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin dan soda.
6) Alkohol
Anjuran penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan masyarakat umum. Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh oleh penggunaan alkohol dalam jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan baik. Alkohol dapat meningkatkan resiko hipoglikemia pada mereka yang menggunakan insulin atau sulfonylurea. Karena itu sebaiknya hanya diminum pada saat makan. Bagi orang dengan diabetes yang mempunyai masalah kesehatan lain seperti pancreatitis, dislipidemia, atau neuropati mungkin perlu anjuran untuk mengurangi atau menghindari alkohol. Asupan kalori dari alkohol diperhitungkan sebagai bagian dari asupan kalori total dan sebagai penukar lemak (1 minuman alcohol sama dengan 2 penukar lemak).
Anjuran penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan masyarakat umum. Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh oleh penggunaan alkohol dalam jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan baik. Alkohol dapat meningkatkan resiko hipoglikemia pada mereka yang menggunakan insulin atau sulfonylurea. Karena itu sebaiknya hanya diminum pada saat makan. Bagi orang dengan diabetes yang mempunyai masalah kesehatan lain seperti pancreatitis, dislipidemia, atau neuropati mungkin perlu anjuran untuk mengurangi atau menghindari alkohol. Asupan kalori dari alkohol diperhitungkan sebagai bagian dari asupan kalori total dan sebagai penukar lemak (1 minuman alcohol sama dengan 2 penukar lemak).
Kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan ideal. Komposisi energy adalah 45-65% dari
karbohidrat, 10-20% dari protein dan 20-25% dari lemak. Ada beberapa cara untuk
menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan diabetes. Di antaranya
adalah dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30
kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa faktor
yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan
berat badan.
Perhitungan
berat badan ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi:
·
BBI =
90% x (TB dalam cm-100) x 1 kg
·
Bagi
pria dengan TB di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm , rumus modifikasi
menjadi: BBI = (TB dalam cm – 100) x 1 kg
·
BB
Normal : bila BB ideal ± 10%
·
Kurus :
< BBI - 10%
·
Gemuk :
> BBI + 10%
Faktor-faktor penentu kebutuhan energi yaitu:
a.
Jenis
kelamin
Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kkal/kg BB
ideal dan pria 30 kkal/kg BB ideal
b.
Umur
Pasien usia > 40 tahun , kebutuhan kalori
:
·
40-59
tahun dikurangi 5% dari energi basal
·
60-69
tahun dikurangi 10 % dari energi basal
·
>
70 tahun dikurangi 20% dari energi basal
·
Pada
bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi daripada orang
dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kal/kg BB.
·
Umur 1
tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada anak-anak lebih
daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap tahunnya.
c.
Aktifitas
fisik atau pekerjaan
Kebutuhan kalori ditambah sesuai dengan
intensitas aktifitas fisik
Penambahan kalori dari aktifitas fisik:
·
Keadaan
istirahat : ditambah 10% dari kebutuhan basal
·
Keadaan
aktifitas ringan: ditambahkan 20% dari kebutuhan basal
·
Keadaan
aktifitas sedang: ditambahkan 30% dari kebutuhan basal
·
Keadaan
aktifitas berat dan sangat berat: ditambahkan 40 & 50% dari kebutuhan basal
Jenis aktifitas dikelompokkan sebagai berikut :
·
Keadaan
istirahat : berbaring di tempat tidur.
·
Ringan
: pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga dan
lain-lain
·
Sedang
: pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak perang, .
·
Berat
: petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit.
·
Sangat
berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi.
d.
Berat
badan
·
Bila
gemuk: dikurangi 20-30% tergantung dari tingkat kegemukan.
·
Bila
kurus: ditambah 20-30% tergantung dari tingkat kekurusan untuk menambah berat
badan.
·
Untuk
tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling sedikit
1000-1200 kalori perhari untuk wanita dan 1200-1600 kalori perhari untuk pria.
Pembagian makanan sejumlah kalori terhitung dibagi dalam
3 porsi besar makan pagi (20%), siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi
makanan ringan (10 -15 % ). Untuk meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin
perubahan dilakukan secara bertahap dan harus disesuaikan dengan kebiasaan
makan.
5. PENGATURAN MAKANAN PADA DM TIPE I
Waktu pemberian makanan untuk penderita yang
medapat insulin jenis intermediate atau long acting harus
disesuaikan dengan waktu saat insulin bekerja. Bila makanan terlambat
diberikan, maka saat insulin bekerja, tidak ada makanan atau makanan kurang
dari seharusnya, sehingga terjadi hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari
normal).Gejala-gejala hipoglikemia antara lain gemetar, berkeringat, lelah,
lapar, gampang tersinggung, bingung, detak jantung cepat sekali, pandangan
kabur, nyeri kepala, tubuh kebas, atau kesemutan di sekitar mulut dan bibir,
bahkan bisa kejang-kejang atau pingsan. Sebaliknya bila makanan terlalu banyak,
tidak sesuai dengan jumlah insulin yang diberikan, maka akan terjadi
hiperglikemia (kadar gula darah lebih dari normal). Seringkali, menu makanan
yang tepat dan waktu makan yang teratur dapat mencegah problem-problem
tersebut.
Untuk mengurangi resiko terjadinya
kardiovaskuler, makanan untuk semua penderita diabetes harus mempunyai
kandungan lemak yang rendah. Kandungan lemak tidak boleh lebih dari 30% dari
total energi dengan perbandingan antara asam lemak jenuh dan tak jenuh 1:1, dan
kandungan kolesterol kurang dari 350 mg per hari.
Penderita DM dianjurkan untuk mengkonsumsi
serat dalam jumlah yang cukup. Serat dalam jumlah cukup akan menurunkan
kecepatan absorpsi karbohidrat serta menurunkan kadar lipid dalam serum,
sehingga dapat menekan kenaikan kadar gula darah setelah makan. Selain itu juga
dapat menekan kenaikan kadar kolesterol yang diekskresikan ke dalam usus dari
empedu.
6. PENGATURAN MAKANAN PADA DM TIPE II
Pada penderita DM tipe II, pengaturan makanan
merupakan hal yang sangat penting. Bila hasil pengaturan makanan tidak sesuai
dengan yang diharapkan, diperlukan obat-obat hipoglikemia OAD (oral
anti-diabetic) atau insulin.
Mayoritas penderita DM tipe II mengalami
obesitas, oleh karena itu tujuan utama dari pengaturan makanan adalah
menurunkan berat badan ke berat badan ideal. Untuk itu penderita diberi diet
rendah kalori atau rendah energi. Dengan diet rendah kalori, pada umumnya
keadaaan hiperglikemia dapat diperbaiki. Pada beberapa penderita, pengurangan
jumlah total energi waktu puasa dapat menormalkan kadar glukosa
Penderita DM tipe II yang kurus tidak
memerlukan pembatasan jumlah energi yang ketat. Akan tetapi, semua penderita
diabetes tipe II harus mengurangi lemak dan kolesterol serta meningkatkan rasio
asam lemak tak jenuh dengan asam lemak jenuh.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Pentingnya Pengaturan Diet bagi Penderita
Diabetes Mellitus. http://4-healthyfood.blogspot.com/2008/03/pentingnya-pengaturan-diet-bagi.html. Diakses pada tanggal 30 Desember
2012.
Anonim. 2010. Pengaturan Makan bagi Diabetisi. http://indodiabetes.com/pengaturan-makan-bagi-diabetisi.html. Diakses pada tanggal 30 Desember
2012.
Bimantaro, Yoga.
2011. Penatalaksanaan Gizi pada Diabetes Mellitus.
http://www.morphostlab.com/artikel/penatalaksanaan-gizi-pada-pasien-diabetes-mellitus.html. Diakses pada tanggal 30 Desember
2012.
Mariyani, Lisa. 2008.
Pengaturan Makan pada Penyandang Diabetes
Mellitus – Bag. 1. http://kulinersehat.wordpress.com/2008/10/29/pengaturan-makan-pada-penyandang-diabetes-mellitus-bag-1/. Diakses pada tanggal 30 Desember
2012.
Munif. 2012. Diet pada Diabetes Mellitus. http://helpingpeopleideas.com/publichealth/index.php/2012/01/diet-pada-diabetes-mellitus/. Diakses pada tanggal 30 Desember
2012.
Pramono.
2012. Diet pada Diabetes Mellitus. http://rsulin.com/berita-157-diet-pada-diabetes-mellitus.html.
Diakses tanggal 30 Desember 2012.
Putro,
Prayugo, J.S. 2012. Pola Diit Tepat
Jumlah, Jadwal, dan Jenis terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus
Tipe II. Kediri: Jurnal STIKES Volume 5, No. 1.
Sulistyowati,
Lilis. 2011. Diet Diabetes Mellitus. http://oesasena.blogspot.com/2010/03/diet-diabetes-mellitus.html.
Diakses tanggal 30 Desember 2012.
Label: Diet Diabetes Mellitus
No comments:
Post a Comment